Sabtu, 25 Agustus 2012

ASAL USUL PALEMBANG

Suatu malam, Sunan Gunung Jati akan melaksanakann shalat Tahajjud. Sebenarnya shalat tersebut akan dilaksanakan di rumah, namun tidak dapat dilakukan dengan khusuk, kemudian ia lakukan di masjid, tapi tetap belum khusuk juga. Ia heran, padahal bagi para Wali, shalat Tahajjud itu adalah kewajiban yang mesti dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Kemudian Sunan melakukan shalat Tahajjud itu di atas perahu yang ditambatkan di pantai Cirebon. Di situ beliau dapat shalat dengan khusu'. Bahkan bisa tidur dengan nyenyak seusai shalat dan berdoa.

Ketika beliau terbangun, beliau telah berpindah ke negeri China tanpa sepengetahuannya. Besar kemungkinan, perahunya terbawa arus ombak. Tentu saja, saja yang menggerakkan adalah Allah dan saya yakin ini bisa terjadi hanya pada orang-orang yang mempunyai kelebihan!

Di sana beliau membuka praktek pengobatan. Pada para pasiennya, beliau menyuruh untuk melakukan shalat. Kesembuhan pun banyak dialami para pasien dan namanya pun makin terkenal.

Kaisar pun mendengar kabar tersebut, dan ia sengaja menguji kesaktian Sunan dengan menebak siapa diantara kedua putrinya yang perawan dan hamil. Sunan tahu kalau dirinya sedang diuji, maka dia berdoa agar putri yang masih perawan benar-benar hamil. Dengan izinNya, Ong Tien itu hamil, tentu saja seisi istana jadi gempar.

Kaisar menjadi murka dan diusirnya untuk segera meninggalkan tanah atau daratan China. Namun putri Ong Tien ternyata jatuh cinta pada Sunan. Putri Ong Tien minta diantarkan ke Tanah Jawa untuk menyusul Sunan Gunung Jati.

Kaisar Hong Gie akhirnya mengijinkan putrinya menyusul Sunan. Ia dibekali barang-barang berharga seperti bokor, guci dan emas permata. Dikawal tiga orang pembesar yaitu Pai Li Bang seorang Mentri Negara, Lie Guan Chang dan Lie Guan Hien, Pai Li Bang adalah murid Sunan Gunung Jati.

Pelayaran mereka singggah di Kadipaten Sriwijaya. Begitu mereka datang penduduk menyambutnya dengan meriah. Merekapun merasa heran.

Pai Li Bang bertanya kepada tetua penduduk Sriwijaya, "Ada apa ini ?"

Tetua penduduk malah balik bertanya, "Siapa yang bernama Pai Li Bang ?"

"Saya sendiri," jawab Mentri itu.

Kontan Pai Li Bang digotong penduduk di atas tandu. Dielu-elukan sebagai pemimpin besar. Pai Li Bang dibawa ke istana Kadipaten Sriwijaya.

Setelah duduk bertanyalah Pai Li Bang: "Sebenarnya apa yang telah terjadi?"

Tetua menerangkan: "Bahwa Adipati Arya Damar selaku pemegang kekuasaan Kadipaten Sriwijaya telah meninggal dunia. Penduduk merasa bingung mencari penggantinya, karena putra Adipati Arya Damar sudah menetap di P.Jawa yaitu Raden Patah dan Raden Timbal.

Dalam kebingungan itu muncullah Sunan Gunung Jati. Beliau berpesan bahwa sebentar lagi akan datang rombongan muridnya dari negeri China, namnya Pai Li Bang. Muridnya itulah yang pantas menjadi pengganti Arya Damar. Sebab muridnya itu adalah seorang mentri di negri China.

Setelah berpesan demikian Sunan Gunung Jati meneruskan pelayarannya ke Tanah Jawa. Pai Li Bang memang muridnya. Dia semakin kagum, gurunya itu tahu sebelum kejadian, tahu kalau dia bakal menyusul ke Nusantara, maka Pai Li Bang tidak menolak keinginan gurunya. Dia bersedia menjadi Adipati di Sriwijaya. Sesudah Pai Li Bang meninggal, Kadipaten Sriwijaya dinamakan sesuai dengan namnya yaitu Kadipaten Pai Li Bang.

Karena lidah orang Sriwijaya maka nama Pai Li Bang berubah menjadi Palembang.

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/history/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar